Bahasa diam
Kau menapaki pendaran kilau dirinya
Kelokan cabang dan lurus juga
Sebelum dan sesudah terlelap
Dirinya sebentuk hikmah
Tak bisa kau sentuh
Melainkan yakini keberadaannya
Ingatkah kau pada tiap tutur kata
Mengajari tentang sabda sahaja
Luluh seketika angkuhmu, kerasmu, jeruji jiwamu
Semenjak dirinya menghuni dirimu
Tercipta alunan syair meski kadang getir kau rasa
Hendaknya kau mengerti
Dirinya tak pernah lelah untuk kau bersandar
Getir diberikan agar kau selalu kembali
Khusyuk berdekatan dengan dirinya