Rabu, 14 Oktober 2009

user


Gedung itu tampak anggun dari luar, area parkir penuh sekali. Di dalamnya sedang ada sebuah acara yang menarik minat banyak orang. Tiap orang diharuskan membayar tiket masuk, sebesar RP 2500,- dan mereka berhak mendapat sebutan pengunjung. Setelah memperoleh sebutan itu, maka berbondong – bondong “orang” pengunjung itu masuk melalui sebuah pintu yang dijaga petugas yang berhak untuk merobek kertas tiket masuk sebagai tanda boleh masuk. Saya termasuk salah satu dari sekian banyak pengunjung malam itu.

Perhelatan itu bertajuk bazar computer. wow dari membaca baliho di luar gedung tadi sudah terbayang betapa canggihnya bazaar itu. Bayangkan benda bernama computer yang merupakan alat bantu manusia moderen dengan kemampuan luar biasa, apalagi bagi masyarakat perkotaan, disatukan dalam sebuah bazar.

Ketika langkah kaki saya melewati pintu masuk, saya merasakan menjadi kecil di antara pangunjung yang berjubel, diantara stan- stan yang riuh dengan produk laptop dan teman-temannya, diantara suara dari meja panitia yang terus berkoar-koar, diantara berlembar-lembar brosur yang memuat istilah-istilah menarik seperti Core2Duo, AMD Athlon, Gigabyte, Seagate, Bluetoth, VGA integrated., atau yang lebih unik lagi semacam DDR II 256 Mb, 17” Samsung Flat, ATX 450 Watt, Kingston 8 Gb dan lain- lain. Saya jadi bertanya – tanya bagaimana kira –kira pertama kali istilah itu tercipta.

Komentar saya dalam hati adalah : fantastis melihat itu semua tersuguh dari stan –stan yang semuanya ramai oleh pengunjung, takjub melihat kertas – kertas berisi daftar harga pruduk yang ditempel di tiap sudut stand dan seperti melambai untuk disapa, salut melihat sistem pembelian yang bisa lewat jalur kredit, geleng – geleng kepala ketika menyadari saya tergolong orang jadul jika computer di rumah tak lagi se level dengan yang ada di gedung itu. Ya saya sekedar pemakai saja, istilah kerennya user, dan bukan produsen. Maka wajar saja jika user tidak selalu bisa dan tidak selalu harus mengikuti produsen. Karena produsen selalu berinovasi mempercanggih produknya “demi kepuasan user”, sedang user seringkali tertatih-tatih mengejar ketertinggalan, apalagi yang berkantong pas – pasan.

Akhirnya saya cukup puas hanya dengan membeli benda kecil bernama Bluetoth, itupun titipan orang, dan saya keluar dari gedung itu dengan perasaan damai seperti habis melihat pameran seni rupa instalasi, yah memang display stand yang ada tak ubahnya seperti hasil karya seniman instalasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar